OTOMOTIF melakukan investigasi sekaligus mencoba secara langsung (1/02) di koridor 1 Transjakarta Blok M – Kota. Sebelumnya harus membeli terlebih dahulu kartu debet elektronik sebagai e-ticket yang tersedia seluruh halte busway koridor 1. Harga perdananya dipatok Rp 50 ribu, jumlah nominal uang di dalamnya Rp 50 ribu. Namun sayangnya penjualan e-ticket dilakukan secara berurutan sesuai susunan bank peserta, sehingga pembeli tidak memilih bank tertentu sesuai keinginan.
Hal tersebut dikeluhkan oleh mayoritas calon pembeli e-ticket. Lantaran kalau dapat tiket yang mereka tidak punya rekening di situ akan menyulitkan saat ingin mengisi ulang. Alhasil banyak yang mengurungkan niatnya untuk membeli e-ticket.
“Saya ingin beli e-ticket yang sesuai dengan rekening tabungan Saya, sehingga memudahkan melakukan top up. Jika diurut seperti ini tentu sulit. Saya maunya beli e-ticket sesuai dengan kartu ATM Saya,” ujar Vera, Karyawati salah satu perusahaan swasta ketika ditemui di halte Sarinah.
Pemasaran e-ticket terlihat cukup gencar dengan menempatkan 2 hingga 3 orang tenaga sales di tiap halte yang dilengkapi dengan booth khusus. “Dalam sehari Saya bisa jual rata-rata 30 e-ticket. Namun jika jual di halte Blok M bisa mencapai 60 buah dalam satu shift (dari pagi hingga sore),” bilang salah satu sales yang ditemui di halte busway Kota. (mobil.otomotifnet.com)