PENDAHULUAN
Latar belakang
Pemanfaatan agens hayati untuk mengendalikan patogen masih populer dan memberikan harapan, baik di dalam negeri maupun manca negara. Di antara kelompok agens hayati, Pseudomonas fluorescens dan Trichoderma spp. menempati urutan teratas; paling banyak digunakan atau diteliti. Pengertian agens hayati menurut FAO (1988) adalah mikroorganisme, baik yang terjadi secara alami seperti bakteri, cendawan, virus dan protozoa, maupun hasil rekayasa genetik (genetically modified microorganisms) yang digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan (OPT).
Mengamati bentuk atau ciri-ciri suatu mikroba menggunakan mikroskop dapat digunakan dua cara yaitu mengamati sel mikroba yang masih hidup tanpa diwarnai dan mengamati sel mikroba yang telah mati dengan diwarnai. Pewarnaan gram merupakan salah satu metode untuk mengetahui morfologi bakteri, yang bermanfaat untuk mengetahui apakah biakan bakteri masuk dalam golongan gram positif atau gram negatif. Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan sangat komplek. Mikroba tersebar sangat luas baik ditanah, air dan udara. Analisa kualitatif dilakukan dengan mengamati lamanya penghambatan dan banyaknya genera morfologi koloni mikrobia yang tumbuh.
Cendawan dan bakteri memiliki morfologi dan fisiologi yang berbeda tiap spesiesnya baik cecara makroskopis seperti warna serta bentuk miselium dan secara mikroskopis seperti bentuk phialid, konidia, dan konidiofor. Cendawan dan bakteri untuk dapat perperan sebagai agen hayati maka perlu mengetahui morfologi dan fisiologinya masing masing agar cendawan dan bakteri dapat digunakan untuk pengendalian hayati pada tumbuhan.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui morfologi dari agens antagonis cendawan Trichoderma sp, dan Gliocladium sp. serta mengetahui uji gram dan uji hipersensitif dari Bacillus sp dan pseudomonas sp.
Manfaat
Pratikum ini bermanfaat agar mengetahui morfologi dari cendawan dan bakteri yang dapat dijadikan sebagai agen hayati.
結果 (
日本語) 1:
[コピー]コピーしました!
PENDAHULUANLatar belakangPemanfaatan agens hayati untuk mengendalikan patogen masih populer dan memberikan harapan, baik di dalam negeri maupun manca negara. Di antara kelompok agens hayati, Pseudomonas fluorescens dan Trichoderma spp. menempati urutan teratas; paling banyak digunakan atau diteliti. Pengertian agens hayati menurut FAO (1988) adalah mikroorganisme, baik yang terjadi secara alami seperti bakteri, cendawan, virus dan protozoa, maupun hasil rekayasa genetik (genetically modified microorganisms) yang digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan (OPT).Mengamati bentuk atau ciri-ciri suatu mikroba menggunakan mikroskop dapat digunakan dua cara yaitu mengamati sel mikroba yang masih hidup tanpa diwarnai dan mengamati sel mikroba yang telah mati dengan diwarnai. Pewarnaan gram merupakan salah satu metode untuk mengetahui morfologi bakteri, yang bermanfaat untuk mengetahui apakah biakan bakteri masuk dalam golongan gram positif atau gram negatif. Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan sangat komplek. Mikroba tersebar sangat luas baik ditanah, air dan udara. Analisa kualitatif dilakukan dengan mengamati lamanya penghambatan dan banyaknya genera morfologi koloni mikrobia yang tumbuh.Cendawan dan bakteri memiliki morfologi dan fisiologi yang berbeda tiap spesiesnya baik cecara makroskopis seperti warna serta bentuk miselium dan secara mikroskopis seperti bentuk phialid, konidia, dan konidiofor. Cendawan dan bakteri untuk dapat perperan sebagai agen hayati maka perlu mengetahui morfologi dan fisiologinya masing masing agar cendawan dan bakteri dapat digunakan untuk pengendalian hayati pada tumbuhan. TujuanPraktikum ini bertujuan untuk mengetahui morfologi dari agens antagonis cendawan Trichoderma sp, dan Gliocladium sp. serta mengetahui uji gram dan uji hipersensitif dari Bacillus sp dan pseudomonas sp.Manfaat Pratikum ini bermanfaat agar mengetahui morfologi dari cendawan dan bakteri yang dapat dijadikan sebagai agen hayati.
翻訳されて、しばらくお待ちください..